Kembangkan Bisnis Game, Kakao Kumpulkan USD130 Juta Dari Investor Strategis

Jakarta, Selular.ID – Pembuat aplikasi pesan populer yang berbasis di Korea Selatan Kakao, berhasil mengumpulkan USD130 juta dari investor strategis termasuk Tencent untuk meningkatkan bisnis game sejalan dengan upaya untuk melaksanakan IPO (initial public offering) atau penawaran umum terbatas.

Raksasa internet China Tencent menginvestasikan USD40 juta dari total investasi tersebut. Seorang perwakilan perusahaan mengatakan kepada Nikkei Asian Review bahwa pihaknya membantu Kakao “menangkap potensi pertumbuhan” unit bisnisnya baik di pasar domestik maupun luar negeri.

“Dana investasi itu juga dapat memfasilitasi kerja sama kami dengan divisi game Kakao, sekaligus lisensi judul game kekayaan intelektual mereka ke China”, kata perwakilan Tencent.

Investor lainnya termasuk pengembang game Netmarble yang didukung Tencent, perusahaan pengembang game Actozsoft dan Bluehole Studio, dan M&A.

Sebagai pengembang aplikasi pesan instan, bisnis Kakao terus berkembang dalam beberapa tahun terakhir ini. Kakao juga menawarkan berbagai layanan yang mencakup pengiriman makanan dan pembayaran, dan juga memiliki aplikasi pemesanan taksi Kakao Taxi, yang mengumpulkan dana sebesar USD400 juta pada tahun 2017. Perusahaan tersebut memperluas ekspansi bisnis game keluar Korea Selatan pada tahun yang sama.

Bulan lalu Kakao merinci rencana untuk terus melakukan ekpansi dengan memanfaatkan berbagai peluang merger dan akusisi di luar negeri. Perusahaan juga mengikuti putaran pendanaan internasional dan berhasil mengumpulkan sedikitnya USD1 miliar.

Kakao bukan brand baru bagi masyarakat Indonesia. Lewat layanan pesan instan KakaoTalk, mereka pernah mengumpulkan 13 juta pengguna pada 2013. Namun pada 2016, seiring dengan ketatnya persaingan dengan pemain lain, seperti WhatsApp, LINE, Telegram, dan bahkan BlackBerry Messenger, mereka resmi mundur.

Baca juga: Strategi Ekspansi Global Kakao Corp Usai Caplok Path

Namun Kakao tidak sepenuhnya hengkang. Salah satu upaya Kakao untuk tetap eksis di Indonesia adalah akuisisi terhadap Path yang konsumen terbesarnya berada di Indonesia yang dilakukan pada 2016. Meskipun sejauh ini belum ada manuver bisnis yang dilakukan Kakao untuk Path.

Tampaknya, masih tingginya engagement konsumen Indonesia di Path membuat Kakao harus berpikir ulang tentang strateginya di Tanah Air.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.