Bagaimana kota kecil ini jadi tulang punggung sejumlah jembatan terkenal

Bagaimana kota kecil ini jadi tulang punggung sejumlah jembatan terkenal
roebling Hak atas foto Jerry Kestel/EyeEm/Getty Images Image caption Tali baja Roebling digunakan dalam pembangunan Jembatan Brooklyn di Amerika Serikat.

Bagi para pelancong, Roebling hanyalah noktah di peta Amerika Serikat. Namun, sumbangsih kota di pesisir Timur AS ini besar kepada dunia.

Dari kota yang terletak di antara New York dan Philadelphia itulah, struktur dan mekanisme transportasi pada Menara Eiffel hingga Jembatan Golden Gate dibuat.

"Lift Otis, lift untuk bermain ski, dan beberapa jembatan tersohor di dunia, termasuk Jembatan Golden Gate dan Jembatan Brooklyn, menggunakan kabel Roebling," kata Lou Borbi, 75, pensiunan guru dan warga Roebling.

"Jika Anda berkunjung ke Museum Kereta Gantung di San Francisco, Anda akan melihat bahwa kereta gantung pertama kota tersebut menggunakan kabel Roebling agar bisa ditarik melewati bukit-bukit curam," tambahnya.

Pegunungan spektakuler Cina yang diselimuti es Mengapa orang Belanda blak-blakan dan tak suka basa-basi? Sebuah desa Iran yang dibangun di atas atap rumah

Para pekerja di Kota Roebling juga berjasa membuat tali pada pesawat pertama milik Wright Bersaudara . Mereka pula yang menciptakan tali-tali pengendali, busi, dan kabel listrik Spirit of St Louis—pesawat tokoh dirgantara AS, Charles Lindbergh.

Sesaat setelah Spirit of St Louis rampung, Lindbergh membawa pesawat itu mencatat rekor sebagai penerbangan pilot tunggal pertama di dunia yang menyeberangi Samudera Atlantik secara nonstop.

Tanpa peranan para pekerja Kota Roebling, tampaknya, sejarah transportasi dunia tidak akan terwujud.

Hak atas foto Laura Kiniry Image caption Produk perusahaan Roebling digunakan sejumlah bidang industri, mulai dari transportasi hingga konstruksi.

Sejarah Kota Roebling berawal dari tali baja ciptaan pria kelahiran Jerman, John A Roebling. Kreasi John mendorong putra bungsunya, Charles, merintis bisnis kabel baja dan belakangan mewujudkan kota di New Jersey tersebut.

Pada awal bad ke-20, Charles telah mendirikan pabrik tali baja di Trenton, sekitar 18 kilometer dari lokasi Kota Roebling saat ini. Namun, agar bisa bersaing dengan perusahaan besar, seperti US Steel dan Bethlehem Steel, Charles paham bahwa perusahaannya harus mulai memproduksi bahan baku sendiri.

Pada 1904, dia membeli tanah dengan luas lebih dari 97 hektare di Negara Bagian New Jersey dan mendirikan pabrik pembuat baja dan tali baja yang terdiri dari sekitar 70 bangunan. Charles kemudian membangun Desa Roebling untuk menampung karyawannya.

Seperti sebagian besar warga Roebling lainnya, kakek-nekek Borbi hijrah ke kota tersebut dari Eropa Timur untuk bekerja di pabrik baja. Di sanalah mereka mengubah bongkahan baja raksasa menjadi kabel-kabel, logam galvanis, serta pilar baja.

Setiap pagi, ayah dan paman Borbi berjalan dari pintu depan rumah mereka ke gerbang utama Gedung Roebling untuk bekerja. Keluarga Borbi tinggal di bagian desa yang dijuluki 'Kota Gypsy' karena para penghuninya sebagian besar imigran dari Eropa Timur. Adapun kakek-nenek Borbi berasal dari wilayah Hungaria, yang kini menjadi bagian Romania.

"Pada suatu masa, saya punya 54 kerabat tinggal di sini," kata Borbi.

Jumlah itu bukan sesuatu yang janggal karena Roebling menawarkan kondisi kerja dan standar hidup yang baik.

"Tidak banyak yang masih utuh hingga sekarang, jangankan yang punya sentuhan khas warga Roebling," kata Varissa McMickens Blair, direktur eksekutif Museum Roebling yang berdiri di bekas gerbang utama gedung Roebling pada 2009.

"Para warga bermukim di rumah yang layak, bukan rumah bersama atau bungalow. Dan tidak seperti perusahaan lain, Roebling membayar karyawannya dengan uang tunai bukan mata uang buatan perusahaan. Jika pasangan Anda bekerja di pabrik dan meninggal dunia, Anda tidak harus hengkang. Anda sudah menjadi bagian dari keluarga," paparnya.

Hak atas foto Laura Kiniry Image caption Museum Roebling menjabarkan peranan perusahaan Roebling kepada dunia.

Desa Roebling—yang dirancang berbentuk persegi panjang dengan jalan lebar dan lebih dari 750 rumah bata—punya segalanya.

Ada pusat perbelanjaan yang memungkinkan warga membeli segala macam keperluan, mulai dari daging beku hingga piano. Juga ada penginapan yang pemiliknya membuat minuman bir sendiri sehingga antrian pelanggannya panjang pada masa Pelarangan Alkohol.

Para anggota keluarga Roebling kerap berkunjung ke pabrik dan hapal nama karyawannya satu demi satu.

Lalu, tatkala desa perusahaan lain banyak yang melarang peredaran minuman keras dan perjudian, Roebling justru menyambutnya. Menurut Borbi, banyak warga Desa Roebling—terutama di bagian 'Kota Gypsy'—justru membuat miras sendiri.

"Tukang besi membuat perangkat penyulingan di pabrik, membawanya pulang untuk membuat miras rumahan," kata Borbi.

Keleluasaan dan kondisi kerja yang nyaman memikat tenaga kerja ahli untuk bekerja di perusahaan Roebling sekaligus menciptakan kekerabatan antara karyawan dan keluarga Roebling.

Hak atas foto Laura Kiniry Image caption Desa Roebling, yang belakangan menjadi Kota Roebling, didirikan Charles Roebling untuk menampung karyawan perusahaannya.

Kondisi sosial yang langgeng membuat pabrik berjalan mulus dan efisien. Bisnis pun lancar berkat tata letak Desa Roebling dekat jaringan rel kereta yang menghubungkan New York dan Philadelphia.

Dengan kemampuan memproduksi bahan baku baja, mengubahnya menjadi tali baja, dan mengirimnya dengan cepat, produksi pabrik Roebling meningkat drastis.

"Charles Roebling cerdas dalam berencana," terang Varissa McMickens Blair, direktur eksekutif Museum Roebling.

Selama periode 1930-an dan 1940-an, Roebling menjadi salah satu perusahaan top AS dengan memproduksi kabel pengendali pesawat pengebom dan baja untuk jaring anti-kapal selam (serta jaring raksasa yang melindungi Pelabuhan New York).

Akan tetapi, perusahaan itu mengalami nasib buruk pada akhir Perang Dunia II lantaran keperluan barang semacam itu berkurang drastis. Roebling memutuskan menjual rumah-rumah karyawan dan untuk pertama kali membolehkan warga luar membeli properti di dalam kota ciptaan mereka.

Pada 1952, perusahaan Roebling dijual ke Colorado Fuel and Iron Company. Lalu, pada 1974, pabrik di Trenton dan Roebling ditutup.

Walau puncak kejayaan Roebling telah berlalu 50 tahun silam, kontribusi perusahaan itu ke dalam industri abad ke-20 tak perlu disangsikan.

Apakah Anda menumpang pesawat atau berkendara melalui jembatan gantung, Roebling punya peranan dalam sejarah produk tersebut.

Hak atas foto Bettmann/Getty Images Image caption Semua tali pengendali pada pesawat Spirit of St Louis diproduksi Roebling.

Sejarah itu terpapar semakin jelas di Museum Roebling.

Di tempat itu, pengunjung akan mendapati kabel asli buatan Roebling dari Jembatan Golden Gate yang telah berusia 85 tahun dan Jembatan George Washington yang membentang antara Manhattan dan bagian utara New Jersey.

Museum juga memamerkan Mobil Mercer, perusahaan pembuat otomotif Roebling abad ke-20 yang memproduksi mobil sport, tatkala perusahaan Ford mempromosikan Model T.

Ada pula galeri yang khusus memamerkan kontruksi Jembatan Brooklyn. Dari sana, pengunjung akan mengetahui kisah Emily Warren Roebling, istri Washington Roebling—kepala insinyur pembangunan Jembatan Brooklyn.

"Saat Washington terkena penyakit caisson dan nyaris meninggal dunia, Emily belajar sendiri prinsip permesinan, mulai dari prinsip-prinsip analisa tekanan sampai membuat kabel baja, seingga da bisa membantu," papar Varissa McMickens Blair, direktur eksekutif Museum Roebling.

Sebagai perempuan yang berpendidikan dan ulet, Emily mampu meyakinkan para politisi setempat untuk membolehkan Washington tetap mengemban tugasnya sebagai kepala insinyur, sementara dia sendiri mengambil alih tugas harian.

Seagi menyelesaikan bangunan AS paling menonjol, Emily lalu menjadi insinyur lapangan perempuan pertama di dunia dan menguatkan pemahaman kesetaraan gender.

Museum tersebut juga punya toko suvenir kecil berisi buku resep yang disusun komunitas imigran perusahaan Roebling. Ada pula mainan Slinky, yang didesain insinyur dan menggunakan kabel baja Roebling.

Sementara itu, Borbi baru saja selesai menulis buku mengenai sejarah Kota Roebling setelah melakukan riset selama 40 tahun.

Saat tumbuh dewasa, Borbi mengaku tidak menyadari betapa istimewanya kota itu.

"Roebling mengurus warganya, selagi sibuk mengurus dunia," ujar Borbi.

Artikel ini tersedia dalam versi bahasa Inggris, berjudul Made of Steel: How a New Jersey Town Rewired History. Artikel itu dapat Anda baca di laman BBC Travel.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.