Habib A.A Assegaf, Kunjungi UMKM Kotatua Pusat Souvenir dan Kuliner

Oeh: Tim redaksi

Habib Ahmad Alwi Assegaf, pengelola masjid Langgar Tinggi di Pekojan JakbarHabib Ahmad Alwi Assegaf, pengelola masjid Langgar Tinggi di Pekojan Jakbar

JAKARTA, AMUNISINEWS.COM – Habib Ahmad Alwi Assegaf sebutan lazimnya, ia penerus pengelola Masjid Langgar Tinggi di Pekojan Jakarta Barat yang masih di naungi dari lingkup UPK Kotatua secara administratif sesuai SK Gub No.475 tahun 1993 (29/03) telah kunjungi ke lokasi Komunitas UMKM pusat souvenir dan kuliner Kotatua pada Selasa (25/10) beserta jajarannya.

Pada tim redaksi AMUNISINEWS.COM, ia katakan “kita sebagai tetangga yang terdekat berusaha untuk agar lebih tau dari dekat atau secara langsung untuk melihat dan beramah tamah dengan pelaku ekonomi atau penjaja dagangan setempat, apa sih yang bisa bermanfaat buat kemaslahatan masyarakat. Apalagi terbilang dengan urusan ekonomi kerakyatan, yang mana secara langsung adalah satu gerakan orang banyak dengan kiprah pola perekonomian sebagai strategi walau masih dalam taraf lingkup kecil” papar habib Ahmad

Habib berharap kepada pihak Dinas terkait perekonomian kreatif masyarakat dapat membantu agar polesei kelanjutan gerakan ekonomi kreatif masyarakat di lokasi yang dimaksud dapat perhatian yang sebaik baiknya dan berkesinambungan.

Habib bincang bersama redaksiHabib bincang bersama redaksi

Pada pertemuan di lokasi Komunitas UMKM Kotatua di jalan Kalibesar timur No.4 Jakbar, sekilas habib Ahmad juga singgung pada pemkot adm Jakbar atau pemkot adm DKI Jakarta lainnya ataupun dinas terkait “ mohon dapat memprioritasi atau berinisiasi pada masjid langgar tinggi yang ia kelola agar lebih intens lagi, bukannya berarti sampai kini tidak dapatkan perhatian” pungkas habib

Lanjut habib Ahmad, seperti sudah acapkali atau sering banget kepada para pengunjung yang datang untuk lebihlanjut mengetahui apa dan bagaimana sih, terkait historikal masjid Langgar tinggi, maka ia paparkan bahwa masjid Langgar tinggi ini adalah bagian dari sejarah di Indonesia, khususnya bagi kota Ibukota negara RI Jakarta.  Yang keberadaannya atau berdiri pada abad ke 17 atau 18, persisnya pada 1249 Hijriah atau tahun 1829 Masehi.

Ramah tamah bersama tim redaksi dan jajarannya, AAzis, Syaiful, ust SamsuddinRamah tamah bersama  jajarannya, A Azis, Syaiful, ust Samsuddin

Dan pendirinya adalah para pengguna transportasi sungai atau kali Angke juga para pedagang yang dengan ke ikhlasan mengeluarkan dana sebagai bagian dari sodaqoh mendirikan tempat ibadah saat itu. Walau hanya membuat satu surau atau Langgar dengan dua lantai/tingkat. Maka lebih kondang (sebutan lazim..red) itu Langgar tinggi, dengan struktur nya, untuk lantai atas digunakan untuk kegiatan ibadah, sholat acara ke rohanian sejenis dan untuk lantai bawah (saat itu, yang lalu) di gunakan bagi para pengunjung yang bertandang dan menginap (musafir, dll) Dan kini lantai bawah masih digunakan untuk ke sekretariatan pengelola dan berdagang bermacam pelengkap sarana ibadah yaitu minyak wewangian dan sejenisnya.

Akhirul silaturrahmi kembali habib Ahmad Alwi Assegaf mengingatkan dan sekaligus mengimbau kepada segenap masyarakat, khhususnya warga Jakarta dan dinas terkait. “Jangan melupakan bagian dari sejarah bahwa di Jakarta masih memiliki asset sebagai cagar budaya yang bernilai sejarah tinggi hingga sangat perlu dijaga kelestariannya, dan ia katakan, masa kita kurang aktif dalam urusan ini,.lha orang bule aja sempat sempat nya berkunjung untuk penuhi keingintauannya lebih dalam lagi tentang sejarah pra kemerdekaan RI.” pungkasnya.

editor: maliki hd

(Visited 4 times, 4 visits today)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.